Jumat, 29 Agustus 2014



Mari Kita Terbang!

Annyeong haseo?
Ogenki desu ka?
Ni hao?
Apa kabar?

Nama saya Yenny Ibrahim, bekerja sebagai guru SMP di kota Bandung. Hobi saya fotografi, menulis, dan tentu saja jalan-jalan. Saya suka pantai, gunung, hutan, tempat bersejarah, kota modern, pedesaan, dan banyak tempat lain, khususnya yang indah untuk diabadikan dengan kamera. Sejak kecil cita-cita saya adalah ingin menjadi guru, penulis dan keliling dunia.
Korea Selatan, Jepang, China, dan Indonesia adalah empat negara besar Asia yang pernah saya jelajahi bersama Air Asia, selain negara tetangga lainnya. Perjalanan-perjalanan itu pada awalnya terasa mustahil, tetapi seperti memulai ribuan mil dengan satu langkah, maka keberanian mengambil satu langkah awal memungkinkan munculnya langkah-langkah berikutnya. Keberanian membeli satu tiket penerbangan, memunculkan kemungkinan terbang lainnya.
Saya teringat waktu kecil tinggal di desa, dikelilingi sawah, ladang dan sungai tempat bermain bersama teman-teman. Tidak ada satupun diantara kami yang pernah naik pesawat terbang, jadi ketika ada yang melintas nun jauh di langit desa, maka kami akan berteriak, ”Aya kapal! Aya kapal! Hayu urang ngapung!!” (“Ada pesawat! Ada pesawat! Ayo kita terbang!!” –bahasa Sunda). Sambil merentangkan tangan dengan mata berbinar-binar, kami berlari kesana kemari penuh imajinasi menjadi pesawat yang terbang di angkasa. Rasanya waktu itu naik pesawat terbang hanyalah sebuah impian indah dan keliling dunia adalah khayalan kanak-kanak saja.
Bertahun-tahun kemudian saya menyelesaikan kuliah di fakultas Psikologi sambil berburu beasiswa dan bekerja paruh waktu di berbagai tempat. Salah satunya di sekolah tempat saya bekerja, hampir 14 tahun lamanya hingga sekarang. Dan di sinilah perjumpaan pertama saya dengan Air Asia, yang membawa banyak perubahan dalam hidup saya.
Tahun 2011, saya mendapat tawaran berkunjung ke sekolah di Korea Selatan. Seluruh biaya ditanggung, kecuali tiket pesawat! Awalnya saya ragu-ragu, sebenarnya negara yang saat itu paling ingin saya kunjungi adalah Jepang, saya punya banyak teman di komunitas penggemar budaya Jepang, khususnya cosplay (costume playing) yang sangat memanjakan kamera karena keunikan visualisasinya. Tetapi saya pikir ini adalah kesempatan langka yang belum tentu terulang. Saya minta waktu satu hari untuk berpikir dan segera mencari keseimbangan antara harga tiket dan tabungan saya. Tentu saja, Air Asia-lah yang paling memungkinkan, dengan tiket low fare-nya memungkinkan saya untuk terbang dan berkunjung ke negeri ginseng yang waktu itu belumlah seheboh sekarang dengan Korean Wave-nya yang menggila. Di sana saya memperkenalkan sekolah kami dan sedikit tentang kebudayaan Indonesia dengan bahasa Inggris yang terbatas kepada guru dan murid-murid SMP yang juga bahasa Inggrisnya patah-patah. Sepuluh hari yang penuh perjuangan dan kenangan indah berkomunikasi dengan bahasa tarzan, akhirnya sekembali ke Bandung, saya memutuskan untuk mengambil kelas malam bahasa Korea di sebuah Universitas. Saya berharap bila ada kesempatan pergi ke sana lagi, saya bisa ngobrol seru dengan mereka. Dan, dimana ada impian di situ ada jalan, September 2014 ini sekali lagi sekolah kami mendapat undangan, dan sebagai satu-satunya guru yang belajar bahasa Korea, maka saya pun kembali mendapat kesempatan dihantar Air Asia terbang ke sana, kali ini sebagai pendamping rombongan ^^.
  Tahun 2012 adalah tahun impian cosplayer di seluruh Indonesia menjadi kenyataan,  di tahun inilah Indonesia lolos seleksi World Cosplay Summit (WCS). Meskipun saya bukanlah cosplayer, tetapi saya sangat mengagumi komunitas ini. Saya sering berpartisipasi dalam penyelenggaraan acara-acara baik kompetisi, charity, serta turut membangun komunitas cosplay secara online di https://www.facebook.com/groups/cosplaybandung/, yang saat ini anggotanya lebih dari 13.000 orang. World Cosplay Summit (WCS) yang di selenggarakan di Nagoya, Jepang, adalah kompetisi cosplay internasional yang sangat diidamkan oleh cosplayer di seluruh dunia. Tidak semua negara bisa mengikuti ajang bergengsi ini. Salah satu persyaratannya adalah adanya event nasional di masing-masing negara yang memunculkan cosplayer terbaik sebagai perwakilan. Setelah dua tahun memperkenalkan keberadaan komunitas cosplay Indonesia kepada pihak WCS, akhirnya muncul respon dan kesempatan diadakannya kompetisi cosplay tingkat nasional di Jakarta dengan juri-juri internasional. Dan pemenangnya adalah dua cosplayer dari Bandung!! Teman-teman baik saya ini dibiayai penuh untuk pergi bertanding ke Jepang. Saya diijinkan penyelenggara untuk ikut mendampingi mereka, dengan catatan membeli tiket sendiri!! Bisa diduga, lagi-lagi Air Asia lah harapan saya, dan bukan kebetulan saat itu ada promo tiket murah rute Bandung-Osaka, yang memungkinkan saya terbang ke negeri matahari terbit membantu perjuangan teman-teman. Tak sia-sia upaya mereka, dengan dukungan doa dan semangat dari seluruh pecinta cosplay di Indonesia, teman-teman berhasil meraih juara 3. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan, sebagai peserta yang baru pertama kali berpartisipasi, bisa unggul dari banyak negara lain, termasuk Amerika dan negara-negara Eropa yang sangat canggih perlengkapannya. Kami juga mendapat undangan dari kementrian luar negeri Jepang sebagai tamu kehormatan, yang diliput oleh berbagai media baik surat kabar maupun televisi. Sungguh pengalaman yang sangat mengharukan. Terima kasih Air Asia!
(catatan : cosplayer dalam hal ini biasanya mengenakan kostum tokoh animasi Jepang, seperti Naruto, Sailormoon, dan sebagainya serta beraksi sesuai dengan tokoh tersebut)
Tahun 2013, saya sangat senang karena bisa berbagi impian dengan rekan-rekan guru. Bagi sekolah kami yang relatif kecil dibanding sekolah lain dalam satu yayasan, pergi ke luar negeri hampir tidak memungkinkan, terutama dalam hal biaya. Awalnya banyak pertentangan karena kebanyakan guru-guru kami belum memiliki paspor. Lalu, kami membuat rencana, mulai menabung secara teratur selama setahun, dan ramai-ramai pergi ke imigrasi untuk membuat paspor. Setelah itu mulailah hunting tiket murah, tentu saja di www.airasia.com. Inilah perjalanan pertama kami bersama-sama ke luar negeri, sekaligus ke dua negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Kemudian di akhir tahun, mungkin karena saya dikenal sebagai orang yang suka mengatur perjalanan dan punya pengalaman pergi ke luar negeri, maka saya diminta untuk membantu mengatur perjalanan sebuah rombongan kecil yang terdiri dari para sepuh yang ingin pergi berwisata ke China dan tentu saja saat itu kami pun terbang ke negeri tirai bambu ini dengan Air Asia!
Tahun 2014, giliran menjelajah negeri sendiri. Air Asia dengan promo liburannya menerbangkan guru-guru ke pulau paling eksotis di dunia, Bali!! Penuh kegembiraan kami berkeliling pulau dewata naik motor beramai-ramai! Sungguh petualangan yang sangat mengasyikan.
Terima kasih banyak Air Asia, khayalan masa kecil itu kini menjadi kenyataan.
Kemanakah lagi saya akan terbang? Dan saya pun membayangkan gunung-gunung indah yang pernah saya daki dan guru yang memberi hadiah sepulang dari perjalanannya, poster Annapurna dan Everest, sambil berkata,” Yenny, suatu hari nanti Anda harus pergi ke Nepal!”
Namaste!